Saat kalian memulai pasti ada alasan mengapa suatu memori direkam tanpa alasan.
kadang dengan bangganya kamu selalu merasa selalu sempurna menciptakan kenangan.
tapi itulah yang akan menjadi sebab mengapa aku selalu berusaha untuk tetap disini.
hal yang kadang dilakukan tanpa sebab membuat saya merasa terhibur dengan kejutan dan penantian.
tapi ketika kamu mulai terlalu sering melihat ke belakang aku menjadi sedikit ragu.
apa kamu tak melihat saya berdiri tanpa alasan di depanmu dengan membawa sebuah harapan?.
ketika juga sering melihat angin disana lebih teduh dari pada disini.
apa hanya ingin terlihat orang lain seperti berat sebelah.
aku pun tak terlalu peduli dengan keadaan di luar sana.
namun aku menjadi sedikit terganggu ketika kamu menjadikan itu sebagai sebuah ukuran.
hanya saja semua menjadi biasa ketika saya tidak terlalu bersemangat.
apapun yang terjadi semua ini memiliki sebuah akhir yang teduh.
dimanapun nanti kaki kita berujung semoga saja diantara kita ada yang mau bertanya pada diri kita sendiri.
apakah kita akan bertemu di ujung jalan yang sama?
setiap langkah adalah pijakan dalam lumpur masalah. namun bila kita tak mau mencoba kotor kita tidak lebih baik dari seorang kerbau.
Senin, 20 Desember 2010
APAKAH KITA AKAN BERTEMU DI UJUNG JALAN YANG SAMA?
KITA,TERCIPTA DARI SEBUAH KESALAHAN
hari ini angin baru benar-benar datang membantu.
bukan hal yang seharusnya menjadi aturan sederhana.
layaknya sebuah air yang datang menutupi perasaan yang lalu.
sekalipun kita dipaksa oleh keadaan tapi lihat apa yang terjadi.
benar katamu yang kulupakan begitu saja.
tak harus selalu berharap terbang tinggi tanpa melihat.
ini juga seharusnya memang terjadi tanpa kita memaksa kesana.
memang karena kita adalah sebuah kesalahan yang terulang.
dari saat pertama menatap ilalang ini bersamamu.
sampai saat waktu kini berputar telalu jauh memutari kita.
semua kesalahan yang kita sengaja ciptakan ditengah omong kosong di sekeliling kita.
akan menuntun kita jauh lebih baik dari dulu dan mereka.
yang berbicara terlalu manis didepan tumpukan airmata.
di detik ini kesalahanlah yang berbicara pada kita.
bahwa kesalahan kita bukan tanpa sebab.
tapi cara menurut kita yang terbaik.
disaat orang terlalu banyak berpindah dan terlalu berbicara teori.
kita akan saling berpegangan untuk menopang.
dan akan mencoba terus untuk salah.
agar kita suatu mampu berdiri sempurna tanpa orang lain.
lakukan saja tanpa pedulikan perasaan.
yang terpenting adalah tetap merasa menutupi.
hanya kita yang akan melakukannya.
dengan atau tanpa mereka.
bukan hal yang seharusnya menjadi aturan sederhana.
layaknya sebuah air yang datang menutupi perasaan yang lalu.
sekalipun kita dipaksa oleh keadaan tapi lihat apa yang terjadi.
benar katamu yang kulupakan begitu saja.
tak harus selalu berharap terbang tinggi tanpa melihat.
ini juga seharusnya memang terjadi tanpa kita memaksa kesana.
memang karena kita adalah sebuah kesalahan yang terulang.
dari saat pertama menatap ilalang ini bersamamu.
sampai saat waktu kini berputar telalu jauh memutari kita.
semua kesalahan yang kita sengaja ciptakan ditengah omong kosong di sekeliling kita.
akan menuntun kita jauh lebih baik dari dulu dan mereka.
yang berbicara terlalu manis didepan tumpukan airmata.
di detik ini kesalahanlah yang berbicara pada kita.
bahwa kesalahan kita bukan tanpa sebab.
tapi cara menurut kita yang terbaik.
disaat orang terlalu banyak berpindah dan terlalu berbicara teori.
kita akan saling berpegangan untuk menopang.
dan akan mencoba terus untuk salah.
agar kita suatu mampu berdiri sempurna tanpa orang lain.
lakukan saja tanpa pedulikan perasaan.
yang terpenting adalah tetap merasa menutupi.
hanya kita yang akan melakukannya.
dengan atau tanpa mereka.
BIAR ESOK MENENTUKAN ARAH KEMANA KITA BERJALAN
Lupa adalah kesempurnaan kata sebuah tulisan kertas.
Bukan menjadi kompas yang baik saat kita menjalankan kaki kita.
Memori menjadi berharga saat kita tak mampu lagi menjangkaunya.
Dan itu begitu benar ketika kita sendiri yang melakukan .
Angin yang bertiup sekencang perasaan yang membawanya.
Tak akan saya tentukan kemana melangkah.
Tapi biarlah rahasia yang akan menuntunku.
Menuntun sampai bosan melanda.
Bukan menjadi kompas yang baik saat kita menjalankan kaki kita.
Memori menjadi berharga saat kita tak mampu lagi menjangkaunya.
Dan itu begitu benar ketika kita sendiri yang melakukan .
Angin yang bertiup sekencang perasaan yang membawanya.
Tak akan saya tentukan kemana melangkah.
Tapi biarlah rahasia yang akan menuntunku.
Menuntun sampai bosan melanda.
HARI LAIN DIMANA KITA MAU MENCOBA.
Ketika perasaan jauh ini sampai pada sebuah titik hasil.
Terasa sangat berat kedua dipundakku.
Padahal memori menumpuk untuk dikenang.
Dan akhirnya kita harus mau sedikit merubah haluan.
Dimana dengan kapal yg sama tapi dengan peta yang baru.
Maaf saya tak mampu untuk menghargaimu tapi saya hanya bisa melakukan tugas saya dengan sebaik mungkin.
Terasa sangat berat kedua dipundakku.
Padahal memori menumpuk untuk dikenang.
Dan akhirnya kita harus mau sedikit merubah haluan.
Dimana dengan kapal yg sama tapi dengan peta yang baru.
Maaf saya tak mampu untuk menghargaimu tapi saya hanya bisa melakukan tugas saya dengan sebaik mungkin.
Jadilah yang terbaik bukan jadi yang sempurna.
Saat kalian jatuh dan terbangun demi sebuah cita cita yang kalian bangun sadarlah itu bukanlah segalanya yang kalian cari.
Saat orang lain menyuruh kamu menjadi bukan dirimu jangan menyalahkan keaadaan.
Saat orang tua menuntut segalanya jangalah menyalahkan mereka juga.
Inilah kehidupan manusia.
Ketika kamu berusaha dan orang lain menganggap usahamu nol jangan mengeluh.
Tak ada usaha yang tak ada hasil.
Dan ketika kalian menjadi diri sendiri itulah sejatinya survive.
Diri sendiri yang tak membuat orang lain merubah penilaian terhadap diri kita.
Jadilah jalan alternatif ketika jalan utama menjadi macet.
Jalan yang mengantarkan pada sebuah rahasia pemikiran.
Terkadang juga kita tak mampu mengakui diri kita pada orang lain.
Jadilah saja apa adanya yang tidak mengada-ada.
Orang akan belajar menyukai watakmu.
Di suatu persimpangan keputusan akhirnya kalian akan berkata"janganlah menyuruh aku jadi sempurna bagi dirimu tapi jika kamu menyuruh aku menjadi yang terbaik maka aku akan melakukan hal terbaik yang aku bisa"
Saat orang lain menyuruh kamu menjadi bukan dirimu jangan menyalahkan keaadaan.
Saat orang tua menuntut segalanya jangalah menyalahkan mereka juga.
Inilah kehidupan manusia.
Ketika kamu berusaha dan orang lain menganggap usahamu nol jangan mengeluh.
Tak ada usaha yang tak ada hasil.
Dan ketika kalian menjadi diri sendiri itulah sejatinya survive.
Diri sendiri yang tak membuat orang lain merubah penilaian terhadap diri kita.
Jadilah jalan alternatif ketika jalan utama menjadi macet.
Jalan yang mengantarkan pada sebuah rahasia pemikiran.
Terkadang juga kita tak mampu mengakui diri kita pada orang lain.
Jadilah saja apa adanya yang tidak mengada-ada.
Orang akan belajar menyukai watakmu.
Di suatu persimpangan keputusan akhirnya kalian akan berkata"janganlah menyuruh aku jadi sempurna bagi dirimu tapi jika kamu menyuruh aku menjadi yang terbaik maka aku akan melakukan hal terbaik yang aku bisa"
Sabtu, 18 Desember 2010
Menyesal bukan cara kita belajar sesuatu.
Kalau merasa diam adalah sebuah jawaban.
Akan kupilih sebagai solusi untuk meredup.
Kisah yang dimulai bukan untuk diakhiri,kenapa selalu ada penyesalan?.
Apakah harus menyalahkan kebosanan?.
Memang benar manusia selalu peduli tanpa melihat.
Peduli pada hal yang baginya manis.
Pergi tak peduli ketika pahit mulai menyerang.
Tak ada jaminan untuk mereka setiap jawaban.
Kenapa aturan selalu jadi navigator yang memaksa untuk mencari arah?.
Saya datang bukan dari negerimu.
Namun diberi rel untuk sampai disini.
Dititik untuk improvisasi.
Perempatan yang stagnan harus ditinggal.
Bukan meninggalkan siapa kita.
Namun menjaga sebuah nama.
Bukan mencari.
Tapi menyesal.
Akan kupilih sebagai solusi untuk meredup.
Kisah yang dimulai bukan untuk diakhiri,kenapa selalu ada penyesalan?.
Apakah harus menyalahkan kebosanan?.
Memang benar manusia selalu peduli tanpa melihat.
Peduli pada hal yang baginya manis.
Pergi tak peduli ketika pahit mulai menyerang.
Tak ada jaminan untuk mereka setiap jawaban.
Kenapa aturan selalu jadi navigator yang memaksa untuk mencari arah?.
Saya datang bukan dari negerimu.
Namun diberi rel untuk sampai disini.
Dititik untuk improvisasi.
Perempatan yang stagnan harus ditinggal.
Bukan meninggalkan siapa kita.
Namun menjaga sebuah nama.
Bukan mencari.
Tapi menyesal.
Angin, sebuah cerita yang berakhir.
saat duduk termenung hanya melamun.
menjadikan sebuah pena akan memulai sebuah cerita.
mulai dari daun yang gugur menjadi debu.
menyapu setiap air mata yang melaju.
dan saat itu pula kamera mulai menjadi saksi bisu.
tertawa jadi hal yang biasa bagi mereka yang suka membual.
setiap langkah menjadi begitu rapuh/
menjadikan perasaan tumbuh tak terkendali sampai lupa menjadi beku.
kini cerita harus diakhiri tanpa tujuan.
ditutup demi sebuah alasan.
kadang perasaan harus dikorbakan.
menjadi angin yang berlalu tanpa judul.
bersama pasir yang meredup.
maka saya mejadi lemah lagi.
seperti dulu.
menjadikan sebuah pena akan memulai sebuah cerita.
mulai dari daun yang gugur menjadi debu.
menyapu setiap air mata yang melaju.
dan saat itu pula kamera mulai menjadi saksi bisu.
tertawa jadi hal yang biasa bagi mereka yang suka membual.
setiap langkah menjadi begitu rapuh/
menjadikan perasaan tumbuh tak terkendali sampai lupa menjadi beku.
kini cerita harus diakhiri tanpa tujuan.
ditutup demi sebuah alasan.
kadang perasaan harus dikorbakan.
menjadi angin yang berlalu tanpa judul.
bersama pasir yang meredup.
maka saya mejadi lemah lagi.
seperti dulu.
Kutemukan lagi sebuah kunci dalam ruang yang terbatas
Andai ada sebuah pilihan menjalani rangkaian kehidupan pastinya tak akan ada cerita yang tertulis dalam kertas.
Baginya sebuah dunia tak terlihat sempurna hanya karena sebuah perbedaan.
Kadang bagi orang lain kertas hanyalah sebuah rasa bersalah.
Lari dari sebuah perasaan.
Dan akhirnya dapat mengirup bebas nikmat kehidupan.
Mengapa harus kutemukan kunci ini jika memang aku dapat bernafas lega?.
Bisa menikmati ruang-ruang bebas yang kuciptakan sendiri.
Terkadang bijak sendiri pun mau berbicara keangkuhan.
Hanya saja aku ketinggalan satu langkah yang memuakan.
Menganggap sebuah kesalahan.
Biarkan angin mengalahkan saya.
Kali ini saja.
(inspirasi dari berbagi cerita dipinggir jalan)
Baginya sebuah dunia tak terlihat sempurna hanya karena sebuah perbedaan.
Kadang bagi orang lain kertas hanyalah sebuah rasa bersalah.
Lari dari sebuah perasaan.
Dan akhirnya dapat mengirup bebas nikmat kehidupan.
Mengapa harus kutemukan kunci ini jika memang aku dapat bernafas lega?.
Bisa menikmati ruang-ruang bebas yang kuciptakan sendiri.
Terkadang bijak sendiri pun mau berbicara keangkuhan.
Hanya saja aku ketinggalan satu langkah yang memuakan.
Menganggap sebuah kesalahan.
Biarkan angin mengalahkan saya.
Kali ini saja.
(inspirasi dari berbagi cerita dipinggir jalan)
Langganan:
Komentar (Atom)