Dalam kesempatan ini mungkin jadi agak janggal bagi beberapa orang dalam kelas saya yang meributkan hal-hal yang unik.
Masalahnya sih sepele. cuma harus memilih. Dan begonya kita tidak tahu apa yang harus di pilih. Kata dosen wali saya ini katanya akibat pelayanan jurusan yang kurang optimal karena kurang memasukan deskripsi mata kuliah dalam sistem pengisian mata kuliah.
Meskipun sistem pengambilan mata kuliah di kampus saya termasuk canggih(katanya sih). Tapi sepertinya masih terlalu di paksakan. Soal sepele saja waktu pengambilan mata kuliah atau melihat KRS. Masih saja terjadi beban berlebihan terhadap website dari sistem informasi terpadu atau nama kerenya SIKADU. Saya sebagai mahasiswa cukup mengeluh dengan sistem yang seperti itu. Sama saja dengan sistem tradisional jaman dulu. Sebetulnya kita tidak boleh mempersalahkan sistem. Karena sesungguhnya sistem juga di buat oleh manusia juga. Nah ini juga berhubungan dengan status saya sebagai mahasiswa semester 5 yang juga kebingungan memilih mata kuliah pilihan. Mau condong kemana?. Apakah Matematika terapan, Matematika statistik atau matematika komputer?. Kalau matematika terapan saya tidak begitu menguasai. Kalau matematika statistika saya tertarik namun saya juga interest dengan matematika komputasi. Karena dari SMP mata pelajaran yang saya kuasai cuma matematika dan komputer. Matematika komputer agaknya menarik, namun saya juga belum bisa menentukan pilihan. Mungkin butuh pertapa dulu kali ya, hahahahaha. Tapi apapun itu nanti saya berharap sih bisa lulus cepat kemudian dapat pekerjaan dan bisa menikah juga( sepertinya hidup terlalu mudah untuk seperti itu). Kembali lagi ke sistem yang ada di kampus saya. Kalau menurut saya sih mending prodi pendidikan itu dihapuskan saja sih(prodi di jurusan saya ada 3 matematika, pendidikan matematika dan statistika terapan komputasi). Karena apa?. Yang saya lihat sih Indonesia itu suka hal yang di paksakan. Sebetulnya kalau mengajar itu harusnya menguasai materinya dulu ataukah tahu sistem mengajar dulu?. Kalau menurut dosen wali saya yang bagus itu mengertin materinya dulu baru mempelajari sistem pembelajarannya fulu. Efeknya memang saya rasakan sekarang kok. Di bangku kuliah teman-teman saya lebih suka mengeksplor kemampuan nilainya. Bukankah bangku kuliah itu tidak sama dengan SMA?. Kuliah seharusnya tempat kita untuk menggodok pengetahuan dan pengalaman. Tidak lagi mengorentasi kepada nilai. Ya bagaimana lagi memang ini mencakup semua aspek kehidupan indonesia. Kapan Pendidikan indonesia bisa maju kalau begini?. Sepertinya saya harus bertapa dulu untuk mendapatkan hidayah.hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar